Signifikansi Keuntungan Kiprah Polugri Indonesia Masih Dipertanyakan
Indonesia dianggap telah berhasil memiliki peran yang signifikan dalam sejumlah pertemuan Internasional itingkat tinggi seperti APEC, WTO Ministerial Meeting dan Bali Democracy Forum. Namun signifikansi keuntungan bagi masyarakat atas berbagai kiprah dalam Politik Luar Neneri (Polugri) Indonesia masih harus dipertanyakan. Faktanya, saat ini peringkat Indeks Pembangunan Indonesia masih sangat buruk diperingkat 121.
Demikian dikatakan Ketua Komisi 1 DPR Mahfudz Siddiq, saat diskusi public dengan tema Menuju Peran Strategis Indonesia di Lingkungan Regional dan Global, di ruang Rapat Komisi I DPR Senayan Jakarta, Selasa (17/12) siang.
Selain itu, kata Mahfudz, berdasarkan Failed States Index (Indeks Negara Gagal), Indonesia termasuk dalam kategori “Very High Warning”, atau rentan menjadi Negara gagal atas indikator-indikator Sosial dan Ekonomi serta Politik dan Militer.
Menurut politisi PKS ini, diskusi publik bertujuan untuk mengulas berbagai aspek penting dalam pelaksanan Politik Luar Negeri (Polugri) Indonesia disepanjang tahun 2013,mengingat output diplomasi ekonomi Indonesia sangat diharapkan menjadi jelas dan terukur.
Di tengah peran Indonesia yang semakin strategis di lingkungan regional dan global, Indonesia terkesan belum mampu memanfaatkan asset dan networkingnya secara maksimal bagi kepentingan ekonomi nasional.
Politik Luar Negeri (Polugri) Indonesia setidaknya harus dapat membaca dan mengkalkulasi perubahan-perubahan yang demikian cepat sehingga dapat mencapai kepentingan nasional yang membawa kesejahteraan pada rakyat Indonesia. Keterlibatan Indonesia dalam forum-forum internasional seharusnya dapat memberikan keuntungan bagi kepentingan ekonomi-politik domestik Indonesia, bukan malah sebaliknya.
Diskusi ini dipandu oleh Dr. Ganewati Wuryandari (Peneliti LIPI) dengan sejumlah narasumber antara lain Mahfud Siddiq, Pitono Purnomo Kepala BPPK Departemen Luar Negeri, Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation dan Prof. Zainuddin Djafar Guru Besar Hubungan Internasional Fisip Universitas Indonesia.
Diskusi ditutup dengan peresmian peluncuran buku “Menuju Peran Strategis Indonesia di Lingkungan Regional dan Global” karya Prof. Zainuddin Djafar (Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia dan Peneliti Senior Indonesia Development Institute).
Mahfudz Siddiq menambahkan, diskusi ini menjadi awal mula kajian lebih mendalam mengenai politik luar negeri serta perdagangan internasional Indonesia, atau“White Paper of Indonesia’s Foreign and Trade Policy” yang digagas oleh Indonesia Development Intitute (INDI) dan Komisi I DPR, serta para pemangku kepentingan lainnya. (Spy).